Minggu, 16 April 2023

SATE KAMBING SOLO ☆☆☆

tampak depan warung sate solo ☆☆☆ mlonggo



Setelah sukses menggonyang lidah warga kota jepara kususnya,kini sate kambing solo melebarkan sayapnya alias buka cabang di daerah mlonggo jepara.jika kita sedang melintas di jalan raya jepara-bangsri kususnya di km10 kita akan di sambut dengan aroma sembribit angin bertiupkan wangi khas sate solo ☆☆☆

  kenapa bisa begitu he he karena tepat di daerah kecamatan mlonggo km10 itulah ada warung sate kambing solo☆☆☆.atau tepatnya 500 meter sebelah kiri dari pasar mlonggo jepara.dan kenapa bisa di sebut sate solo di karenakan yang jualan asli orang solo dan bumbu dan bahan utama berupa daging pun di datangkan dari kota solo. sate kambing solo bintang tiga (☆☆☆)ternyata bukan sekedar bintang saja.namun untuk meraih satu bintang mas agus harus babat alas atau buka usaha berupa warung sate kambing.dan bintang pertama itu terhitung sejak buka di shoping center jepara,terus sampek keluar jawa di daerah rio pekan baru pun ada.dan hingga akirnya kembali ke tanah jawa ke jepara kususnya di daerah mlonggo jepara.warung sate ini buka jam 10pagi tutup hingga jam 9 malam. Di tempat ini menyediakan menu ada sate.





Penampilan menu sate,tongseng ,tengkleng solo.


 kambing,tongseng,tengkleng,gulai. Untuk harga satu porsi sate kambing atau tongseng plus nasi sama minum hanya dengan 40 ribu rupiah saja dan untuk tengkleng sama gulai komplit nasi sama minum hanya 30 ribu rupiah saja.dengan fasilitas nasi putih ambil sendiri dan krupuk gratis ,ternyata tempat ini ramai di padati pengunjung.selain ramai jualan sehari hari ternyata tempat ini juga menerima acara pesanan seperti hajatan mantu, khekah,slametan,dan lain lain.dan untuk menu pesanan berupa kambing guling pun bisa di sajikan di tempat ini.


Usaha yang di kelola mas agus ini ternyata resepnya atau ramuan bumbunya turun temurun sudah ada sejak mbah buyutnya sedangkan mas agus sendiri sudah keturunan atau generasi yang ke 4 kalinya lumanyan lama hehe.

Selasa, 04 Juni 2019

lebaran tinggal menunggu hari mari saling memaafkan



                
                                          

Lebaran tinggal menghitung hari, suasana hening nampak saat aku berada di  dermaga ujung batu jepara. pagi itu matahari terbit tepat di atas gunung muria.terlihat hanya beberapa kapal nelayan masih bersandar di dermaga.beda jauh yang biasanya banyak perahu nelayan yang berlabuh usai membongkar ikan di tempat pelelangan ikan ( tpi ) yang ada di dekat pelabuhan kini sebagian besar perahu nelayan tersebut sudah merapat di tepian dan menurunkan jangkar mereka .itu di karenakan akhir akhir ini cuaca di perairan jepara sedang buruk, shyah bandar menyatakan tinggi gelombang mencapai 4 meter, jadi para nelayan tersebut tidak bisa melaut dan memilih meninggalkan jala jala dan perahu mereka, pulang lebih awal kumpul sama keluarga mengingat lebaranpun sudah dekat.karena kebanyakan para nelayan tersebut berasal dari jawa timuran.sedangkan perahu nelayan yang masih bertahan kemungkinan berasal dari kota jepara sendiri. para nelayan tersebut nampak hanya memilih membenahi jala mereka yang rusak akibat terkena karang. keadaan akan kembali ramai setelah hari raya idul fitri nanti tepatnya setelah seminngu dari hari raya tersebut. itu dikarenakan ada pesta lomban. pesta lomban sendiri adalah perayaan yang biasa di lakukan warga pesisir setelah sebulan menjalankan ibadah puasa atau juga sering di sebut perang teluk para nelayan biasanya menghiasi kapal mereka dengan lepet dan kupat sebagai amunisi untuk berperang nanti dalam arti saling melempar makanan lepet dan kupat tadi sebagai tanda saling memaafkan.biasanya dilakukan setelah seminggu dari hari raya idul fitri atau sedekah laut ,atas rasa syukur ke pada allah  biasanya di tandai dengan di lakukan upacara adat  pelarungan kepala kerbau yang di arak dengan perahu nelayan untuk di buang di tengah tengah laut, dengan tujuan agar di berikan keselamatan dan hasil saat mencari ikan.
                                    
                                     suasana tempat pelelangan ikan (tpi) yang terlihat sepi      
                                                      
                                                     

                            
                                           
                                          
                                        suasana dermaga ujung batu jepara yang sepi
Siang itu tak terasa matahari sudah di atas kepala pantulan sinar matahari yang kena air laut memancarkan rasa panas. haus dan dahaga sangat terasa meskipun masih puasa namun aku masih semangat untuk menjalaninya karena semua itu akan terasa berbeda jika sudah saatnya.sore itu matahari mulai terbenam dan sebentar lagi mahgribpun datang, sejalan dengan berlalunya mahgrib dan datangnya isya gema takbir pun sudah berkumandang allah huakbar, allah huakbar, allah huakbar, la ila lailahllah hu allah huakbar allah huakbar wallilah ilham itu tanda hari kemenangan tlah tiba.

                                  sunset di pulau panjang sedikit terhalang mendung      

walaupun muka tak sempat bertatap, tangan tak sempat berjabat kami sekeluarga besar sate kambing solo ☆☆☆ mengucapkan selamat hari raya idul fitri Minal Aidzin wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin.
                                      

Rabu, 26 Juni 2013

backpacker

                                                                  backpacker


                           
Aku tak mampu berbuat lebih lewat lelahku, aku mencoba menikmati alam di puncak ketinggian gunung lawu menjawab semua tekanan.

Selasa, 28 Mei 2013

menikmati alam ciwalini di pagi hari

                                                              

                                              "   gerbang pintu masuk menuju ciwalini  "           

Bandung memang kaya akan tempat wisatanya alamnya, selain tangkuban perahu, kawah putih, ranca upas, ranca balli, masih ada ciwalini.gunung patuha yang kaya akan belerang yang meletus berapa ratus tahun silam, lalu membentuk sebuah kawah dan akibat dari letusan itulah yang menyuburkan tanah di bumi parahyangan ini.di sekitar gunung patuha tersebut ternyata di temukan bayak sumber mata air panas.salah satunya ada ciwalini.ciwalini sendiri adalah obyek wisata berupa pemandian air panas yang panas itu ternyata berasal dari sumber gunung patuha yang kaya akan belerangnya.suasana alam yang sejuk dan tenang bagai di pedesaan memang cocok untuk mengusir stres. bagi anda yang ingin menikmati wisata hawa sejuk pegunungan ciwalini bisa di jadikan pilihan. letak kota bandung yang hanya 2 jam dari kota jakarta, sering kali ciwalini menjadi pilihan menghabiskan waktu libur di akhir pekan bagi warga jakarta dan sekitarnya. tidak berlebihan karena bandung memang masih memiliki udara yang bersih dengan hawa sejuk pegunungan dan merupakan pemandangan yang langka bagi warga jakarta dan sekitarnya, di bandingkan dengan ibu kota yang macet panas dan semrawut. stres dan kesibukan saat hari kerja akan hilang dan fress di saat berlibur di ciwalini,kolam pemandian air panas yang di apit hijaunya perkebunan teh dan gunung.konsep inilah yang di tawarkan oleh ciwalini, di kejauhan terlihat gunung yang menjulang tinggi dan di sekitar kolam ini di hiasi oleh hijaunya kebun teh

                                                    "  perkebunan teh yang hijau "
                         

.


                                                  "  kebulan asap dari air panas ciwalini "

Ciwalini sendiri terletak di desa ranca bali, ciwedey, jarak dari kota sekitar 45 km.Setelah melewati pintu gerbang masuk, pagi itu saya masih di temani sama mb vina, uli, yesy, ria  merasakan dinginya hawa sejuk di ciwalini sampai menggigil kedinginan maka paling enak adalah mandi di air panas ciwalini. karena saat pagi itu air masih dalam keadaan status medium maka bagi para pengunjung yang ingin menikmati pemandian air panas disini di sarankan untuk makan atau minum yang hangat hangat dahulu supaya tidak kram saat berenang.kebetulan karena pagi itu perut ini memang masih kosong belum di isi karena baru menempuh perjalanan maka aku putuskan untuk memesan teh hangat di sebuah warung yang berada di sekitar lokasi. teh yang di sajikan pun sedikit berbeda karena teh itu masih asli hasil dari petikan dari perkebunan setempat.sambil menikmati hangatnya teh, nasi goreng yang sebelunya di pesan pun sudah siap di sajikan,sambil menikmati alam ciwalini yang hijau tak terasa perut ini sudah kenyang habis menyantap nasi goreng, dan otot otot yang terasa kaku akibat perjalanan yang cukup jauh ini akan terasa nikkmat bila segera di rendam di sini seperti yang di lakukan para gadis gadis ini.

                                             "  mb vina,uli, ria sedang basah basahan "
                                           

           
                    
                                            
                       "  terlihat ciwalini yang ramai dan panorama gunung yang menjulang tinggi "

Selain sekedar untuk mandi ternyata air panas ini juga di percaya bisa buat terapi otot otot yang stres akibat lelah bekerja sehari hari bila sudah di rendam di sini akan terasa fress dan segat kembali, begitu juga yang punya sakit gatal gatal air yang mengandung belerang ini bisa di jadikan obatnya, selamat mencoba.

Senin, 20 Mei 2013

perang obor tegal sambi warisan leluhur yang lestari hingga kini

Indonesia memang kaya akan budaya, salah satunya adalah perang obor tegal sambi jepara ya itulah salah satu warisan leluhur turun temurun yang sampai sekarang masih di lestarikan sampai saat ini.malam itu suasana di perempatan desa tegal sambi kecamatan tahunan mendadak ramai.dari anak kecil sampai bapak yang sudah tua ikut memadati di perempatan tegal sambi yang sesak, berhimpit himpitan, panas, menegangkan. itulah gambaran ketika saya berada di sana.karena malam itu perang obor salah satu upacara tradisional khususnya bagi warga tegal sambi jepara akan dilangsungkan.selain perang obor pentas wayang kulit pun di pentaskan semalam suntuk di balai desa tegal sambi. perang obor ini di adakan pada setahu sekali biasanya di gelar pada hari senin pahing malam selasa pon di saat pasca panen atau sepuluh hari di bulan Dzulhijjah,namun untuk tahun ini agak  telat.sebelum upacara perang obor di gelar pada siang harinya kepala desa dan segenap tokoh warga tegal sambi melakukan ziarah kubur ke tempat makam leluhur desa tegal sambi dan di teruskan dengan membaca doa doa dan ayat ayat suci al quran.sebelum api obor di sulut pusaka desa dan uborampe peralatan perang obor berupa daun kelapa kering yang sudah di gulung gulung di arak oleh kepala desa di iringi pamong atau perangkat desa menuju perempatan tegal sambi untuk melakukan ritual doa bersama agar di beri kelancaran saat perang obor di gelar.

                                 ''  ritual doa bersama saat berada di perempatan desa tegal sambi''

Dalam perang obor yang berjumlah 40 orang ini di bagi menjadi empat bagian dan empat wilayah di perempatan yang berjarak  yaitu 100 m ke utara, 100 m ke timur, 100 m ke selatan dan 50 m ke barat.obor dalam perang ini terbuat dari gulungan atau bendelan 2 (dua) atau 3 (tiga) pelepah kelapa yang sudah kering dan bagian dalamnya diisi dengan daun pisang kering.

                        " pemain obor dan pelepah daun kelapa kering siap di mainkan "


perang obor ini ternyata bertujuan sebagai ritual tolak bala dan ucapan syukur masyarakat Tegalsambi atas panen yang melimpah.
Upacara ini didasarkan atas legenda Ki Gemblong yang dipercaya oleh Kyai Babadan untuk merawat dan menggembalakan ternaknya. Namun karena terlena dengan ikan dan udang di sungai, ternak tersebut terlupakan sehingga sakit atau mati. Kyai Babadan yang tidak terima dengan kelalaian Ki Gemblong, memukul Ki Gemblong dengan obor dari pelapah kelapa. Akibatnya ia menggunakan obor serupa untuk membela diri. Tanpa diduga, benturan kedua obor menyebarkan api di tumpukan jerami di sebelah kandang. Ternak yang awalnya sakit tiba-tiba menjadi sembuh. 
Kepercayaan terhadap api obor yang mampu mendatangkan kesehatan dan menolak bala inilah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan upacara Perang Obor
                                                       "   perang obor tegal sambi  "
                                              

Di perlukan keberanian tersendiri  untuk mengambil foto foto di sini, mengingat medan perang obor yang sempit dan biasanya jika perang sudah berlangsung dan api sudah berkobar ke mana mana para pemain ini sudah tidak mengenal lagi mana kawan mana kawan dan terlebih kadang penonton pun ikut kena percikan api, namun semua itu tidak usah di takutkan karena bagi pemain atau penonton yang kena luka bakar karena perang obor ini ibu kepala desa sudah mempunyai obatnya yaitu dengan berupa minyak kelapa murni buatan sendiri yang dipadukan dengan bunga layu yang dido’akan yang diambil dari Pundhen desa setempat. Setiap malam Jum’at warga datang membawa bunga ke pundhen yang kemudian didoakan bersama-sama , selanjutnya bunga layu tersebut dikumpulkan yang selanjutnya diramu dengan minyak kelapa murni dan di oles oleskan pada luka, beberapa hari kemudian luka itu akan mengering dan sembuh.

Minggu, 12 Mei 2013

kawah putih nan mempesona

ceria bersama di bulan mei, ya itulah kalimat yang tepat untuk mengawali sebuah perjalananku kali ini yang sebelunya terhenti di gunung lawu dan hari ini telah ku teruskan kembali ke bumi parahyangan bandung. namun perjalananku ini sedikit berbeda, yang biasanya berjalan seorang diri solo trevelling atau hanya berdua, kali ini beda saya di temani bersama anggota pemuda kappucino yang di antaranya ada mas genut, sulis (cebret), farid, seto, resa,sony, wawan (petinggi ), sholikul huda, dargo, kenyes,dan di tambah lagi ada mbak vina, ely, ria, yesi, nisa, resta, mereka ini adalah sales promotion girl (spg ) yang ada di salah satu swalayan di jepara.wajah wajah ceria terlihat saat bus yang kami tumpangi baru berjalan beberapa kilo meter dari base camp.waktu terus berjalan dan senda gurau selalu menghiasi di setiap kota yang baru kami lalui.maklum lah biasanya gadis gadis itu harus kerja dengan pengawasan ekstra ketat dan selalu di lingkungan mal sekarang bisa kumpul bebas tiadak ada yang mengawasi.hingga tak terasa lembayung senja mulai beradu dengan cahaya rembulan hingga datanglah mentari pagi. saat itu ternyata saya sudah sampai di daerah soreang dan bus terus melaju menuju ciwidey, sepanajng perjalanan menuju ciwidey alam pegunungan dan kebun stobery menjadi pemandangan utama di sini.tak lama kemudian sampailah di sebuah tempat wisata kawah putih gunung patuha.dan ternyata kawah putih sendiri terletak di kecamatan ciwidey daerah selatan kota bandung,atau yang berjarak kurang lebih 46 km,dengan jarak tempuh 2,5 jam dari pusat kota bandung.sesampainya di lokasi bus yang kami tumpangi pun langsung menuju tempat parkir yang ternyata sudah dalam keadaan ramai ,sebelum masuk kami pun harus membeli tiket dulu.

                                         ''  gerbang masuk menuju kawah putih ''

Setelah membeli tiket masuk per orang rp 15.000 kamipun bergegas menuju lokasi,karena kawah putih termasuk kawah yang mengandung belerang maka sayapun di anjurkan memakai masker oleh penjaga.  mengingat letak kawah putih tempatnya masih berada di atas gunung dan jarak yang di tempuh masih lumayan jauh kurang lebih 5 km,kamipun naik dengan kendaraan berupa angkot atau yang sering di sebut dengan ontang anting.jalanan yang berliku liku dan rimbunya pepohonan menjadi salah satu pemandangan saat menuju kawah putih, dan waktu yang di tempuh pun kurang lebih 25 menit dari tempat parkir sampai ke tempat pemberhentian atau halte
                    ''  antrian angkot saat menunggu penumpang menuju kawah putih ''





sesampainya di tempat pemberhentian,ternyata di sana sudah ramai pengunjung. selain halte ternyatadi sana masih ada bangunan lain berupa tempat parkir yang luas, mushola,kamar kecil,pusat kesehatan hingga kantor pemasaran.untuk menuju kawah ternyata harus berjalan lagi menyusuri jalan  melewati jalur berupa anak tangga naik turun. sesaat baru melangkahkan kaki menuju kawah di tengah perjalanan,saya pun di sambut dengan indahnya lantunan alunan musik saung kecapi yang di mainkan seorang bapak tua yang  bernama bp Ali.

                                                                " gadis parahyangan "


                          ''  area parkir dan terlihat bp Ali sedang memainkan  alat musik kecapinya ''



sejenak melihat kepandaian bp Ali dalam memainkan musik kecapinya,kicauan burung liar yang terbang di sela sela rimbunya hutan di sekelilingnya dan ditambah warga sekitar yang ramah ramah dan sopan seolah melayangkan imaji akan harmoni damai alam di sana. aku pun melanjutkan perjalanan dan alangkah indahnya tempat  itu saat saya baru menuruni jalan disitu terlihat gunung patuha yang tinggi yang di mana di bawah gunung patuha itulah kawah putih dengan air mengandung kapur dan belerang berwarna hijau yang mempesona itu menyilaukan mata mata yang melihatnya.ada pun dari kajian ilmiah, jutaan tahun lalu kawah putih merupakan kawah gunung patuha yang meletus,karena letusan itulah gunung patuha membentuk kawah.kandungan kapur yang tinggi dan belerang di dasar kawah menyebabkan pembiasan warna warna indah saat air kawah terkena sinar matahari.

                                                '' panorama kawah putih gunung patuha ''

            
                    


                                           ''  kawah putih yang ramai di padati wiasatawan''



selain kawah ternyata di sekitar tempat ini terdapat goa. yang dimana goa itu ternyata pada zaman dulu di gunakan sebagai tempat untuk menambang belerang dan kita pun harus ekstra hati hati dan jangan terlalu lama bila berdiri di depan mulut goa, ini karena goa tersebut sewaktu waktu dapat mengeluarkan bau belerang yang menyengat.pesan saya untuk itu bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke tempat ini demi kenyamanan saat berjalan jalan melihat panorama kawah putih maka sebaiknya menggunakan masker.

Sabtu, 17 November 2012

Exsotika Candi Cetho

Gunung lawu sendiri sebenarnya adalah destinasti wisata alam yang wajib di kunjungi karena mempunyai banyak tempat wisata, selain grojokan sewu, kali soro dan jalur pendakian  ternyata masih mempunyai tempat wisata lainya diantaranya ada tlaga sarangan, air terjun pringgondani, candi sukuh dan candi cetho.
Rasanya kurang lengkap apa bila kita sudah berada di gunung lawu kalau tidak mampir ke candi cetho.candi cetho sendiri berada bagian barat lereng gunung lawu tepatnya berada di dusun cetho, desa gumeng,kecamatan jenawi, kabupaten karanganyar ini memiliki panjang 190 m dan lebar 30 m di ketinggian sekitar 1496 m dari permukaan laut,atau yang berjarak 44 km dari arah timur kota solo.
.
                                "kurang lebih 200 m dari tulisan ini kita akan sampai di candi cetho "
                         
 Candi cetho dalam bahasa jawa cetho ( jelas ) merupakan candi bercorak agama hindu peninggalan pada masa akir kerajaan majapahit pada abad ke 15. sampai saat ini komplek candi cetho di gunakan oleh penduduk setempat yang beragama hindu sebagai tempat pemujaan dan populer sebagai tempat pertapaan bagi kalangan penganut agama asli jawa ( kejawen ).
Sekembalinya saya dari pos pendakian cemorosewu, siang itu  setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dengan menggunakan motor  meneruskan perjalanan pulang setelah melewati terminal  tawangmangu lewat jalur karang pandan, setelah melewati jalur yang berkelok kelok dan melewati patung semar tidak jauh dari taman semar ada pertigaan ternyata mas budi membelokan motornya ke arah kanan melewati desa desa di kecamatan kemuning hingga aku sampai di jalur tanjakan tajam yang dimana di kanan kirinya terdapat perkebunan sayur dan perkebunan teh setelah melewati itu semua barulah saya tahu ternyata mas budi mengajaku ke wisata candi cetho. jalan pegunungan yang beraspal yang di mana di kanan kirinya membentang perkebunan sayur dan perkebunan teh ini menjadi pemandangan yang indah disaat perjalanan saya akan menuju ke candi cetho.struktur jalan pegunungan yang berliku- liku menanjak dan sempit membuat candi cetho ini hanya bisa di akses dengan kendaraat darat berupa motor dan mini bus.

                                       "perkebunan teh yang hijau tumbuh di perbukitan "

                                                             

                            

                                  
                                   

"jalan perbukitan yang berliku liku "
                     "Dari sinilah kita bisa melihat cetho (jelas ) alam bagian barat dari candi cetho"                                                                                                                                                               
Hanya dengan tiket masuk seharga rp 6.000,- per orang ini saya di temani mas budi melangkahkan kaki ke area gapura pintu masuk, sebelum masuk ke area candi keanehan pun terjadi kedatangan kami sudah di sambut dengan bau wangi dupa, padahal setelah di lihat lihat di area gapura masuk tak ada tanda tanda adanya di temukan bekas bekas dupa yang menyala. setelah mengucapkan kalimat salam dan kami masuk ke dalam area candi bau wangi dupa yang sebelumnya sudah menusuk hidung ini hilang begitu saja, seperti hembusan angin yang berlalu begitu saja.
                                                           

                                           
                                                           
Setelah melewati gerbang pintu masuk ternyata Candi Cetho memiliki sembilan tingkatan berundak.sebelum gapura besar berbentuk candi bentar kita akan mendapati dua pasang arca penjaga. tingkatan pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. tingkatan kedua masih merupakan halaman dan disini terdapat petilasan ki Ageng krincingwesi, leluhur masyarakat dusun cetho. di depan petilasan ki Ageng krincingwesi terlihat ada sesaji berupa segelas kopi, rokok dan bekas dupa yang habis menyala, mengetahui ini dalam benak saya pada waktu itu mungkinkah bau dupa yang menyambut kami saat baru permana datang itu berasal dari sini? kalau memang benar berarti kedatangan kami telah di sambut oleh leluhur masyarakat dusun cetho.tempat ini biasanya ramai di kunjungi pada hari libur, sabtu minggu, dan malam satu suro. selain wisatawan lokal ternyata wisatawan asing pun kerap ke sini.
                                                             
                                                                                          
Selanjutnya ketingkatan ke tiga terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura kura raksasa,surya majapahit (di duga sebagai lambang majapahit) dan simbol phallus (penis,alat kelamin laki laki)sepanjang dua meter di lengkapi dengan hiasan tindik (piercing) bertipe ampallang. kura kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol penciptaan manusia.terdapat penggambaran hewan hewan lain, seperti mimi, katak dan ketam.simbol simbol hewan  yang ada, dapat di baca sebagai surya sengkala berangka tahun 1373 saka atau 1415 era moder.

                                  " simbol phallus yang berarti penis alat kelamin laki laki "

                        
 Arca phallus (kelamin laki laki ) yang bersentuhan dengan arca berbentuk vagina (kelamin wanita ) arca ini di satukan dengan bentuk garuda.
                        
Pada bagian selanjutnya dapat di temui jajaran batu pada dua dataran bersebelahan yang memuat relief cuplikan kisah sudhamala, seperti yang terdapat di candi sukuh. kisah ini masih populer di kalangan  masyarakat jawa sebagai dasar upacara ruwatan. dua aras berikutnya memuat bangunan bangunan pendapa yang mengapit jalan masuk ke candi.sampai saat ini pendapa pendapa tersebut di gunakan sebagai tempat perlangsungan upacara keagamaan

                                                                    .

                                                
                            " pendapa yang saat ini masih di gunakan sebagai tempat keagamaan "
       
Pada tingkatan ke tujuh dapat di temui dua arca di sisi utara dan selatan. disisi utara merupakan arca sabdapalon dan di selatan nayagenggong, dua tokoh setengah mitos (banyak yang menganggap sebetulnya ke duanya satu orang ) yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual sang Prabu Brawijaya v.

     " Di dalam sinilah yang di mana di bagian kanan dan kiri terdapat arca sabdapalon dan nayagenggong  "

                                                                         
           
                                               
                                         
                                      " ketika saya bersama turis asing warga belanda "
               
pada tingkatan ke delapan terdapat arca phallus (di sebut kuntobimo ) di sisi utara dan arca sang prabu Brawijaya v dalam wujut mahadewa.pemujaan terhadap arca phallus melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi setempat.

                                                              "  arca phallus "
                                            
         
                                                       
             
                                                       " arca Prabu Brawijaya v "                                                                            
Pada tingkatan terakir sembilan adalah tingkatan tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa.di sini terdapat bangunan batu berbentuk kubus.
Di sebelah atas bangunan candi cetho terdapat sebuah bangunan puri saras wati yang di mana arca dewi saras wati itu di datangkan dari daerah gianyar bali,dan di sebelahya puri saras wati terdapat  bangunan kuno yang jaman majapahit  di gunakan sebagai menyimpan benda pusaka namun saat ini sering di gunakan sebagai tempat permohonan doa.berdekatan dengan tempat permohonan doa tersebut masih ada sendang pundi sari yang saat sekarang dan yang pada masa lalu di gunakan sebagai tempat membersihkan diri sebelum melakukan ritual peribadahan .
                                                        " Puri Saras wati "
                                                                   


                                 
                             
                                                 "  Tempat permohonan doa"

                                                   " Sendang pundi sari "
                                                      
Di dekat  bangunan candi yang berjarak 300 m dengan menuruni lereng yang terjal di temukan lagi komplek bangunan candi yang oleh masyarakat sekitar di sebut sebagai candi kethek (candi kera).